Aceh, PERISAIHUKUM.ID – Kisruh antar pedagang kaki lima kembali bergejolak di pasar harian tradisional kota Subulussalam yang terletak di desa Subulussalam Utara Kec. Simpang Kiri sekitar pukul 08 pagi, Rabu (3/11/2021).
Tampak pada saat kekisruhan itu terjadi dagangan para pedagang sayur mayur dan dagangan lainnya berhamburan memenuhi badan jalan, terlihat pula cekcok antar pedangan seakan mempertahankan argumennya masing-masing membela diri.
Dasar keterangan Eko panjaga pasar, kekisruhan itu terjadi antara pedagang yang membuka lapak didalam pasar yang disediakan Pemda dan pedangang yang membuka lapak dipinggir jalan. Ini sudah kesekian kalinya terjadi, ” wajar pedagang yang berlapak di dalam pasar itu marah dikarenakan dagangan mereka kurang laris dikarenakan pedangang yang membuka lapak dipinggir jalan. Sudah pasti pembeli berbelanja ketempat yang mudah dijangkau”, papar Eko
“Selain itu, penyebab hal yang wajar pera pedagang yang membuka lapak dagangan didalam pasar karena mereka membayar pajak lapak harian, sedangkan pedagang yang membuka lapak dipinggir jalan tidak dukutip pajak lapak”, pungkas Eko
Suhardi, S.Pd., MM Kabid Perhubungan Darat yang berada dilokasi melerai keskisruhan saat dikonfirmasi membenarkan penyebab kekisruhan sebagaimana dipaparkan Eko, kendati demikian kekisruhan tidak sempat berkepanjangan dan suasana dengan cepat dapat kita kendalikan, ujar Kabid Darat
Selanjutnya kepada awak media Suhardi mengatakan, ” secepatnya pihak pemerintah yakni Muspika Simpang kiri dan stekholder terkait lainnya akan mengadakan pertemuan guna membahas masalah kekisruhan agar tidak terulang kembali. Nantinya para pedangang tidak boleh lagi membuka lapak dagangan dipinggir jalan, semua harus didalam pasar menempati tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah, ujarnya pula
Bukan hanya melerai kekisruhan, Kabid darat tersebut juga menutup jalan masuk jalur dua didepan gerbang masuk pasar untuk mencegah terjadinya laka lantas dan kelancaran arus trasportasi.